Bagaimana Millenial Mencari Uang dan Kemana Menghabiskannya


Bagaimana caranya generasi Millenial dalam mencari uang dijaman yang serba modern seperti ini kemudian mereka menghabiskannya kemana ya kira-kira. Patut ditelusuri nih, generasi Millenial yang katanya gemar nongkrong sana-sini, suka selfi begini selfi begitu, makan yang disana, makan yang disini, dan seterunya, hanya untuk tujuan eksistensi.


Untuk yang nasibnya beruntung yang punya keluarga dengan keuangan yang kuat, bukan menjadi kendala untuk menampilkan kegiatannya. Secara keuangannya cukup mendukung tanpa perlu repot banting tulang mencari uang, hanya dengan menengadahkan tangan ke orang tuanya langsung didapatkannya.

Nah bagi yang nasibnya kurang beruntung, yang serba pas-pasan, tentu menjadi hambatan dikala harus tampil diruang publik. Untuk melancarkan usahanya untuk terus-menerus mengudara ada di meja makan bersama teman-temannya, jalan-jalan, kongkow-kongkow, dan seterusnya, kan pakai yang namanya fulus. Lah coba itu, kan bangsat.

Ini bukan berarti membeda-bedakan antara yang nasibnya beruntung dengan nasib yang kurang beruntung, bukan seperti itu maksudnya. Kalau dahulu, jaman sebelum millenium, mungkin ini sih, ada lah model kayak begitu dimana ada dibeda-bedakan. Maaf aja nih, yang orang kaya bergaulnya dengan yang kaya pula, yang punya barang mahal nongkrongnya juga dengan sesama barang mahal, yang orang pinter maennya harus yang selevel, dan seterusnya yang serupa.

Itu dulu, kalau sekarang perkembangan sudah berubah secara revolusioner, dimana nggak ada lagi sekat-sekat begitu, semuanya kini melebur menjadi kebersamaan. Coba lihat di media sosial, hampir bisa duduk bareng satu meja antara yang punya rumah besar dengan yang punya tanah lebar tapi nggak punya uang, yang penting sama-sama punya hp yang ada camera lalu jepret.

Bagaimana Millenial mendapatkan uang? Media sosial adalah salah satunya.


Saat ini, media sosial adalah senjata paling mutahir dalam mencari uang, betul apa betul. Di jaman serba digital begini, sudah dipastikan setiap orang memiliki akun media sosial, entah itu facebook, instagram, twitter, dan yang lebih keren lagi punya akun blogger tentunya.

Pemikiran orang terus berkembang, kreativitas otak terus berfikir, bagaimana mengulik media sosial agar bisa menghasilkan uang, selain narsis dan eksis tentunya huhu. Untuk menciptakan uang dari internet membutuhkan keberanian, ketrampilan dan yang tak kalah penting adalah percaya diri yang lebih.

Salah satu orang berhasil meraup pundi-pundi rupiah yaitu Atta Halilintar. Atta merupakan seorang jutawan mendadak karena menggarap sebuah media sosial dengan baik dan mengerti cara-caranya dan mengembangkannya. Hal itu tentu tak semudah apa yang nampak hasil produksinya pasti ada proses dibelakang.

Atta adalah ikon generasi Millenial yang sukses mencari uang di internet, dia seorang vlogger dengan penghasilan puluhan bahkan ratusan juta rupiah dalam sebulan, menggiurkan bukan. Itu salah satu permisalan cara Millenial mencari uang. Diluar Atta, masih ada lagi terutama dibidang tulis menulis, banyak para blogger berpenghasilan serupa dengan Atta, untuk lengkapnya siapa saja mereka di brosing aja di internet.

Lalu, adakah cara Millenial mencari uang yang nggak menggunakan media sosial?


Kalau yang diluar internet dalam mencari uang sudah pasti sangat banyak sekali, yaitu kerja dikantoran, jadi guru, penjaga toko, jualan atau usaha, dan masih banyak lagi. Namun, apakah masih ada mencari uang dengan menjadi seperti itu. Mungkin inilah salah satu kesulitannya, secara anak Millenial kurang suka dengan pekerjaan yang terikat aturan jam maupun aturan lainnya yang bikin kaku.

Cara Millenial mencari uang diluar internet, ini yang susahnya untuk dilakonin. Mereka paham dan mengerti dunia kerja seperti itu, namun dengan mengangkat bahu seolah ingin mengatakan itu kerjaan jaman sebelum Millenial, mereka kurang tertarik.

Bahkan, banyak banget para pekerja yang sudah enak duduk dibelakang meja rela mengundurkan diri dengan lebih memilih pekerjaan sesuai passionnya. Bukan berarti pekerjaan kantor nggak enak, pilihan pekerjaan adalah pilihan mencari uang dan ujungnya adalah pilihan nasib, beruntung andai dewi fortuna berpihak kepadanya.

Uang sudah didapat lalu kemana Millenial akan menghabiskannya?


Ini yang menjadi pertanyaan dengan jawaban yang telah dijelaskan diatas, dalam alinea tentang nasib Millenial yang beruntung dengan yang kurang beruntung.

Tambahan sedikit, selain menghabiskan uang dengan acara makan-makan lalu share ke media sosial, jalan-jalan atau travel kemudian foto lalu share ke medsos, Millenial menghabiskan uang biasanya juga akan membeli barang-barang up to date, seperti ponsel, pakaian, kendaraan, kosmetik, dan seterusnya.

Dan yang tak kalah menggegerkan adalah cara Millenial menghamburkan itu dengan menanamkan investasi ke berbagai bidang usaha, seperti kuliner, properti jenis rumah dan tanah. Bagi mereka uang boleh habis untuk investasi nggak masalah asalkan mendapatkan atau memiliki rumah, punya usaha dengan menjadi owner. Menurutnya, punya rumah punya usaha adalah untuk masa depannya, untuk hari tuanya, untuk bisa di perjual-belikannya, akhirnya untuk mendatangkan uangnya kembali.

Permasalahan timbul adalah apakah Millenial sudah mampu menghadapi itu semua? Kalau tetiba uang yang sudah dikeluarkan banyak ternyata tak hasilkan apa-apa, pusing pastinya. Jika mentalnya itu kuat nggak lemah, tentu bakal dibangun kembali. Tapi bila lemah dan cepat mengeluh, ya wassalam.

Generasi Millenial mah nggak perlu dinasehatin nggak butuh ceramah nggak mau denger perkataan orang lain, sebab uang yang dihabiskan adalah miliknya sendiri, jadi suka-suka caranya. Andaipun dibilangin, dinasehatin, ditegur, yang ada malah mereka nggak mengaminkan, mengiyakan, menganggukan, justru membantahnya dengan pendapatnya. Ada baiknya juga sih perangai Millenial seperti itu, mempertahankan diri huhu. Namanya duit nggak ada saudaranya.

Sebagai penutup, rupanya negara kita selain punya mata uang rupiah, ternyata juga memiliki mata uang bentuk kripto gitu. Kalau diluar negeri terkenal dengan yang namanya Bitcoin, sementara di Indonesia namanya Cyronium. 

Cyronium adalah uang kripto hasil ciptaan orang kita juga yang bernama Mardigu Wowiek Prasantyo. Dia adalah seorang pebisnis sukses asal Bandung dimana memperkenalkan mata uang Cyronium perdana pada pertengahan 2018 lalu. Wihh keren juga yah Indonesia dan rupanya Millenial sekarang lagi menggandrungi Cyronium ini.

4 comments

Post a Comment